Rabu, 11 November 2009
A.Perubahan berbagai sector
Pada hakekatnya, pembangunan adalah pembangunan sumberdaya manusia. Pembangunan prasarana dan sarana dilakukan hanya untuk menunjang kegiatan manusia dalam pembangunan. Karena pembangunan yang berlangsung selama beberapa dekade sesudah Perang Duni-II tidak berpusat pada manusia, maka itu pembangunan tersebut belum mampu meningkatkan tingkat hidup dari kaum miskin dihampir semua tempat dipermukaan bumi ini. Tanpa pengembangan kemampuan, kaum miskin tidak mungkin dapat mengambil manfaat dari prasarana, sarana dan fasilitas yang disediakan..
Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masa depan manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Karena itu pembangunan merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus dan selalu meningkat dari hari kehari.
Pembangunan berlangsung dalam masyarakat yang selalu berubah. Dalam hal ini, pembangunan tidak hanya menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam masyarakat yang berubah itu, tetapi juga berperan untuk melakukan perubahan atau mengarahkan perubahan tersebut. Untuk itu, instrumen strategi yang dipakai harus sesuai dengan kelompok sasaran (target group) dan strategi induk yang dipilih
Mengingat pembangunan sebagai proses perubahan yang berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik dimasa depan, ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan. Pertama, pembangunan itu berorintasi kemasa depan (future oriented).
Artinya, tujuan pembangunan yang akan dicapai melalui proses kegiatan pembangunan bukan untuk mewujudkan kondisi masa lampau dimasa depan. Tetapi, seperti sudah disebutkan terdahulu, suatu kondisi yang lebih baik dan lebih disukai dari kondisi yang ada pada waktu sekarang dan pada waktu yang lampau. Boleh jadi, kondisi itu ada persamaan secara prinsip dengan kondisi masa lampau, tetapi bukan kondisi masa lampau itu sendiri. Kedua, kondisi dimasa depan itu penuh ketidak pastian (uncertainty) yang timbul sebagai akibat dari pengaruh berbagai faktor yang mungkin dapat terjadi. Pengaruh-pengaruh itu boleh jadi sebagian dapat diprakirakan berdasarkan
perkembangan kemajuan atau kecenderungan perubahan pada masa sekarang. Sebagian lain boleh jadi tidak dapat diprakirakan, karena sebab dari perubahan itu belum dapat atau tidak mampu diidentifikasi. Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, proses kegiatan pembangunan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam organisasi (faktor internal) mapun yang berasal dari luar organisasi (faktor eksternal). Yang termasuk dalam faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi adalah kekuatan dan kelemahan. Ini dapat dipahami karena setiap organisasi mempunyai kekuatan atau kelebihan dan kelemahan atau kekurangan. Karena itu, disatu pihak, setiap organisasi harus dapat memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan yang ada. Dilain pihak, harus dapat mengurangi atau menghilangkan kelemahan-kelemahannya.
Sementara yang termasuk faktor-faktor dari luar organisasi adalah kesempatan (peluang) dan tantangan (tekanan). Proses pembangunan menguntungkan kalau terhadap kesempatan yang terbuka terdapat kekuatan atau kemampuan untuk memanfaatkannya. Tetapi kesempatan yang terbuka tidak ada gunanya, kalau kesempatan itu berhadapan dengan kelemahan atau ketidak-mampuan. Karena itu diperlukan keterbukaan untuk menerima masukan dan saran serta upaya untuk terus menerus meingidentifikasi dan mengatasi kelemahan yang terdapat pada setiap organisasi. Jangan menunggu sampai terjadinya kegagalan karena adanya kelemahan yang diabaikan atau karena tidak teridentifikasi.
Lebih jauh dari itu semua, hubungan antara strategi pembangunan dengan lingkungan tidak berlangsung searah. Tidak hanya lingkungan yang mempengaruhi proses pembangunan, tetapi juga sebaliknya. Proses pembangunan tidak hanya menyesuaikan diri dan bergerak dengan memanfaatkan perubahan lingkungan, tetapi juga melakukan perubahan terhadap lingkungan. Dengan demikian proses pembangunan itu bukan hanya dipengaruhi, tetapi juga mempengaruhi lingkungan.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana melakukan perubahan terhadap lingkungan? Dalam melakukan perubahan lingkungan perlu diperhatikan keterkaitan antar tiga unsur. Pertama, lingkungan internal yang didalamnya sekurang- kurangnya terdapat kekuatan dan kelemahan, dan lingkungan eksternal yang antara lain mengandung kesempatan dan tantangan. Kedua, institusi atau kelompok masyarakat. Didalamnya terdapat struktur organisasi, komposisi antar unmsur dan proses. Ketiga, strategi pembangunan itu sendiri, yang secara singkat dapat disebutkan mengandung sasaran dan instrument strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan. Tujuan akhir dapat dicapai dengan terlebih dahulu mencapai sasaran antara atau target. Baik itu berupa individu sebagai bagian dari maasyarakat, atau kelompok / masyarakat secara menyeluruh (Lauer, 1982: 335 –356)
Ada dua macam target atau kelompok sasaran dari pembangunan, yakni 1.Individu. Yang perlu diingat, bahwa target individu atau perorangan itu juga sebenarnya tidak terlepas dari kelompok atau masyarakat. Sudah dipahami, individu merupakan bagian dari kelompok. Karena itu maka target individu dimaksudkan sebagai sasaran-antara untuk mewujudkan perubahan kelompok atau msyarakat secara menyeluruh. Contoh dari target ini dapat dilihat pada pembangunan ekonomi rakyat. Secara individual perubahan dilakukan pada masing-masing individu, untuk kemudian secara berantai diharapkan terjadi perubahan secara menyeluruh dalam masyarakat. Perubahan yang bersifat individu lebih berhubungan dengan psikologi sosial dan pendidikan. Sebab itu strategi perubahan pada target individu memilih pendidikan sebagai strategi induk. Melalui pendidikan diharapkan secara individu rakyat menjadi lebih mampu untuk bekerja lebih baik pada posisi yang relatif lebih baik. Selanjutnya baru diikuti dengan strategi pengadaan sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas yang diperlukan. Pendekatan yang dipakai disini adalah model pembangunan yang berpusat pada manusia. Manusia sebagai subyek pembangunan yang harus lebih didahulukan. Semua prasarana , sarana dan fasilitas lain untuk menunjang manusia. Bukan sebaliknya.
2.Kelompok. Dilihat sebagai kelompok atau institusi sebagai sasaran, strategi pembangunan diarahkan pada perubahan komposisi, struktur dan proses. Perubahan komposisi besarnya kredit yang diberikan akan memberi pengaruh pada perubahan kegiatan ekonomi dari masing-masing sektor atau bidang. Besar kecilnya prioritas pembangunan antar sektor juga dapat dilihat pada komposisi anggaran dari sektor-sektor tersebut dalam APBN atau APBD. Sementara perubahan struktur organisasi atau struktur sosial mempunyai pengaruh pada kegiatan dan mobilitas dalam masyarakat. Masyarakat yang feodalistis dengan struktur sosial yang kaku menghambat perkembangan, sedangkan masyarakat yang demokratis membuka peluang untuk lebih kreatif. Perubahan proses atau prosedur mempengaruhi kegiatan masyarakat. Ini dapat dilihat pada upaya-upaya untuk memperpendek birokrasi pelayanan dalam berbagai bidang seperti dalam pelayanan kesehatan, impor dan ekspor, pengurusan kredit usaha kecil dan menengah. Selanjutnya instrumen strategi yang dipilih disesuaikan dengan kelompok-sasaran (target) dan strategi induk yang diambil.
B.Perubahan stuktur penggunaan tenaga kerja
Suatu negara yang mengalami perkembangan ekonomi biasanya disertai dengan perubahan komposisi dari sektor- sektor yang ada. Dari perhitungan sektorsektor tersebut kondisi struktur ekonomi suatu negara atau daerah dapat ditentukan. Suatu daerah dikatakan daerah agraris bila peran sektor pertanian dominan dalam PDRBnya sebaliknya sutau daerah dikatakan sebagai daerah industri jika yang lebih dominan adalah sektor industrinya. Perubahan struktur ekonomi juga akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor yang ada. Seperti halnya kontribusi sektoral terhadap PDRB nampaknya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian secara perlahan mulai menurun sementara itu penyerapan tenaga kerja di sektor industri maupun jasa mengalami peningkatan
Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan saat ini mempunyai dampak pada struktur ekonomi, terjadi perubahan struktural yang menyertai proses industrialisasi. Perubahan struktur ekonomi juga akan berdampak pada spesialisasi sektoral dan spesialisasi wilayah. Spesialisasi sektoral dengan nmenggunakan perhitungan LQ menunjukkan bahwa secara sektoral hanya sektor perdagangan , hotel, restoran dan jasa yang merupakan sektor basis untuk daerah kota sedangkan untuk daerah kabupaten adalah sektor pertanian dilihat dari pernyerapan tenaga kerjanya. Sedangkan Fungsi Spesialisasi sektoral dengan menggunakan Indeks Wilkinson menunjukkan bahwa untuk daerah kota sektor industri, perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa yang merupakan sektor yang dominan sedangkan untuk daerah kabupaten sektor pertanian, industri, jasa yang dominan. Spesialisasi wilayah dengan menggunakan indikator indeks spesialisasi regional menunjukkan bahwa perubahan struktur menyebabkan kota dan kabupaten kurang terspesialisasi.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling telah membuktikan bahwa perubahan struktur ekonomi berpengaruh terhadap spesialisasi sektoral dan spesialisasi wilayah serta struktur penyerapan tenaga kerja sektoral di Jawa Timur. Hanya saja secara keseluruhan perubahan struktur yang ada berjalan secara tidak sehat artinya pola yang berlaku tidak mengikuti aturan klasik. Perubahan struktutr ekonomi tidak sejalan dengan perubahan penyerapan tenaga kerjanya. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang ada di Jawa Timur cukup besar jumlahnya dan setiap tahun selalu meningkat baik karena faktor demografis maupun mobilitas. Disamping itu skill yang dimiliki nampaknya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang ada.
Adanya perubahan struktural yang tidak sehat ternyata berdampak pada perekonomiannya yaitu semakin banyaknya penggangguran struktural yang terjadi yaitu pengangguran yang disebabkan karena adanya perubahan struktural. Karenanya untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pendekatan pembangunan sektoral dan wilayah. Dengan menggunakan pendekatan pembangunan tersebut untuk memacu pertumbuhan daerah hendaknya kebijakan pembangunan harus sesuai dengan kondisi dan potensi daerah. Sepanjang pemerintah belum mampu mengatasi masalah-masakah struktural, perekonomian tidak akan tumbuh dengan sehat. Untuk itu perencanaan pembangunan hendaknya diprioritaskan pada sektor non basis yang masih lemah baik di daerah kota maupun kabupaten yang masih tertinggal.
C.Perubahan struktur sector industri dan jasa
Perubahan struktural dalam suatu perekonomian yang secara sederhana dapat dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sector terhadap pendapatan nasional atau regional. Dari sumbangan masing-masing sector tersebut, maka perekonomian dibagai menjadi tiga struktur, yaitu perekonomian dengan struktur Primer atau agraris, perekonomian dengan struktur sekunder atau industri dan perekonomian dengan struktur tersier atau jasa.
Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dimana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.
Sumbangan sektor primer terhadap Produk Domestik pada tahun 1997 sebesar 18,24 persen, tahun 1998 sebesar 22,1 persen dan pada tahun 1999 sebesar 27,43. Dari data tersebut, menggambarkan bahwa pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia sumbangan sektor primer justru mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor primer masih memberikan kontribusi yang cukup besar dalam Produk Domestik Regional Bruto
Sumbangan sektor sekunder terhadap Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 1997 sebesar 38,16 persen, tahun 1998 35,11 dan pada tahun 1999 sebesar 33,89. Dari data tersebut, menjelaskan bahwa pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia sumbangan sektor sekunder terhadap Produk Domestik Regional Bruto mengalami penurunan terus.Hal ini menunjukkan, bahwa sektor sekunder mengalami dampak yang negatif akibat krisis ekonomi.
Demikian juga halnya dengan sektor tersier yang mengalami sumbangan yang menurun terhadap Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur, yaiti pada tahun 1997 sebesar 43,50 persen, tahun 1998 turun menjadi 42,72 persen dan tahun 1998 sebesar 42,64 persen.
Secara keseluruhan, selama krisis ekonomi terjadi, maka sektor yang paling diuntungkan adalah sektor primer yang mengalami kenaikan sumbangannya terhadap Produk Domestik Regional Bruto sebaliknya sektor sekunder dan sektor tersier mengalami penurunan.
Penurunan kontribusi sektoral disebabkan oleh kenaikan secara relatif lebih cepat dari kontribusi sektor tertentu dibandingkan dengan sektor lainnya. Sektor spesifik ini adalah sektor pertambangan dan penggalian dimana ada dua penyebab utama, yaitu :
Pertama, kenaikan produksi minyak dan gas bumi masih relatif kecil, kedua, produksi barang-barang galian secara terus menerus turun, hal ini sesuai dengan peraturan Pemerintah, yang membatasi kegiatan penggalian batu dan pasir, khususnya untuk daerah-daerah tertentu yang dianggap sudah mulai rawan bencana.
D. Perubahan struktur industri menurut analisis Chenery
Dalam kelompok teori pertumbuhan ini, terdapat pandangan penting yang dianut oleh banyak pemikir pembangunan, yaitu teori mengenai tahapan pertumbuhan. Dua di antaranya yang penting adalah dari Rostow (1960) dan Chenery-Syrquin (1975). Menurut Rostow, transformasi dari negara yang terkebelakang menjadi negara maju dapat dijelaskan melalui suatu urutan tingkatan atau tahap pembangunan yang dilalui oleh semua negara. Rostow mengemukakan lima tahap yang dilalui oleh suatu negara dalam proses pembangunannya, yaitu tahap traditional society, preconditions for growth, the take-off, the drive to maturity, dan the age of high mass consumption. Sedangkan menurut pemikiran Chenery-Syrquin (1975), yang merupakan pengembangan pemikiran dari Clark dan Kuznets, perkembangan perekonomian akan mengalami suatu transformasi (konsumsi, produksi dan lapangan kerja), dari perekonomian yang didominasi sektor pertanian menjadi didominasi oleh sektor industri dan jasa
E.Perubahan struktur perekonomian negara berkembang
Dewasa ini banyak sekali perekonomian di Negara berkembang mengalami perubahan dari mulai sector ekonomi,industri, politik.
Dalam perekonomian di Negara berkembang ,banyak hal yang harus di perhatikan untuk mencapai tujuan yang baik. Dalam pemerintahan yang sedang berkembang biasanya masyarakat dikenalkan dengan produk-produk dalam negeri/ produk buatan local,supaya masyarakat akan mengerti dan mencintai produk buatan orang-orang local.
Dengan adanya kinerja seperti itu perekonomian Negara berkembang akan mengalami perubahan yang lebih baik,untuk membantu infrastruktur pemerintah, dalam hal ini juga pemerintah ikut terjun langsung dalam mengupayakan perekonomian lebih baik, selain dengan memperkenalkan produk local pemerintah juga menggalakan pendidikan local dengan kemampuan tenaga pengajar dari dalam yang berkualitas, untuk mengalami perubahan dalam sector ekonomi banyak hal yang bisa dilakukan oleh Negara berkembang, dari memperkenalkan budaya local, mencintai produk sendiri,cinta akan tanah air, bersatunya kesatuan bangsa untuk mencapai tujuan di masa yang akan dating dengan lebih baik.
sumber google dan buku pengantar ekonomi pembangunan
Label: Ekonomi Pembangunan
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)